BEIJING (SuaraMedia News) – Sekitar 2.760 muslim dari wilayah otonom Xinjiang Uighur akan melakukan perjalanan naik haji ke Mekkah tahun ini setelah mendapat ijin dari pemerintah China.
Banyak etnis Uighur yang mengatakan pemerintah melarang mereka pergi menunaikan ibadah haji. Namun, Kantor Negara untuk Urusan Agama awal bulan ini membantah pernyataan itu, mengatakan Muslim Xinjiang diijinkan pergi dalam kelompok-kelompok yang dibentuk secara khusus...
China secara rutin menolak paspor etnis Uighur, khawatir mereka akan bergabung dengan kelompok ekstremis di luar negeri, ujar seorang pebisnis Uighur.
Beberapa yang beruntung mendapatkan paspor harus membayar biaya sebesar $ 4.000 kepada polisi untuk memastikan bahwa mereka akan kembali ke China
Rombongan jamaah tahun ini berasal dari Urumqi, Yili, Kashi, Hotan, dan wilayah-wilayah lain yang akan dijadikan 10 kloter, ujar Enwaer Turdi, seorang petugas yang bertanggung jawab dalam pelaksanaan perjalanan tersebut di komisi urusan etnis regional.
Asosiasi Islam regional akan memberikan pelatihan kepada para jamaah mengenai ritual haji dan Arab Saudi. Para pemimpin kloter akan belajar bahasa Arab selama seminggu.
Pemerintah regional juga akan mengirim beberapa penterjemah dan dokter yang akan mendampingi rombongan.
Lebih dari 30.000 orang telah melakukan ibadah haji ke Mekkah selama 20 tahun terakhir, termasuk di antaranya 2.800 jamaah tahun lalu, lima kali lipat jumlah jamaah dua dekade lalu yang mencerminkan peningkatan drastis pendapatan per kapita para petani lokal.
“Seorang Muslim Xinjiang biasanya menghabiskan 40.000 yuan (5.856 US dolar) untuk melakukan perjalanan itu,” ujar Tuohan A’gyi, seorang petani yang pergi ke Mekkah tahun 2005.
“Semakin banyak orang dari desa yang mampu pergi ke Mekkah ketika pendapatan kami meningkat sejak reformasi dan kebijakan pintu terbuka diadopsi 30 tahun lalu.”
Kerusuhan Xinjiang
Tanggal 5 Juli 2009, kerusuhan pecah di wilayah Xinjiang, menyebabkan setidaknya 197 orang tewas dan lebih dari 1.600 terluka dalam kekerasan etnis terburuk yang melanda China selama puluhan tahun.
Kerusuhan itu diawali dengan protes damai oleh etnis Uighur namun meningkat dengan cepat menjadi aksi kekerasan saat etnis Uighur menyerang etnis Han, etnis mayoritas di China.
Serangan etnis Uighur terhadap Han pecah saat polisi menghentikan demonstrasi yang memprotes kematian dua pekerja Uighur yang diserang rekan kerja Han-nya di sebuah pabrik dekat perbatasan Hong Kong. Serangan Uighur itu dibalas oleh etnis Han dua hari kemudian.
Pemerintah China mengatakan sebagian besar korban tewas adalah orang Han dan menyalahkan aksi kekerasan tersebut pada kelompok ektremis dan separatis.
Insiden tersebut membuat delapan juta etnis Uighur menyalahkan pemerintah, mengeluhkan penindasan budaya dan agama yang mereka lakukan sejak komunis China menguasai wilayah Xinjiang 60 tahun lalu.
Jumat 17 Juli lalu, sejumlah Masjid di Urumqi, ibukota Xinjiang, dibuka kembali untuk pelaksanaan sholat Jumat di bawah pengawasan ketat pasukan keamanan.
Sejak insiden 5 Juli banyak dari Masjid-Masjid di kota tersebut yang ditutup saat hari Jumat, meski dalam beberapa kasus masjid akan dibuka sebentar saat kerumunan orang berdiri di depan pintunya. Minggu lalu, 433 masjid dibuka.
Meski bisnis telah kembali normal, akses internet di wilayah itu masih diputus. Penerimaan telepon pun terbatas.
Jalanan di sekitar Masjid Putih, di mana protes singkat sempat dilakukan setelah sholat jumat dua minggu lalu, ditutup untuk kendaraan, namun para pejalan kaki diijinkan lewat, sebagian setelah memperlihatkan kartu identitasnya.
Di Masjid Yang Hang, sesi ibadah dikurangi durasinya hingga sekitar 20 menit, dibanding pada saat normal yang mencapai lebih dari satu jam.
Proyek Rel Kereta Api di Mekkah
Bulan Februari lalu seorang diplomat senior mengatakan China akan menandatangani kesepakatan dengan Arab Saudi untuk membangun sebuah sistem perkeretaapian sederhana di Mekkah untuk membantu transportasi jutaan jamaah haji.
Yang Honglin, duta besar China untuk Arab Saudi, mengatakan kesepakatan itu akan segera ditandatangani namun ia tidak mengkonfirmasi apakah akan terjadi dalam kunjungan tiga hari presiden Hu Jintao ke negara tersebut.
“China Railway Construction Corporation (CRCC) kini sedang berunding dengan pemerintah Arab Saudi mengenai kesepakatan tersebut,” ujarnya.
CRCC, bersama dengan sebuah perusahaan Arab Saudi dan perusahaan transportasi Perancis, akan menyelesaikan proyek itu pada tahun 2013.
Seorang sumber dari kementerian luar negeri mengatakan kesepakatan itu berharga $ 1.77 miliar. Namun, CCRC sendiri menolak untuk mengkonfirmasi.
Dengan kecepatan 360 km/jam, jalur kereta itu akan dapat mengantar para jamaah dari Mekkah ke Madinah hanya dalam waktu setengah jam.
“Kereta ini akan dapat mengangkut rombongan dengan cepat di puncak-puncak musim haji,” ujar Yang.
Menurut Yang, Arab Saudi mempercayakan pemerintah China untuk menugaskan sebuah perusahaan China menangani proyek tersebut pada bulan Januari. Ini merupakan proyek antar pemerintah pertama antara kedua negara setelah mereka setuju untuk mengkonsolidasi kerjasama pembangunan infrastruktur tahun lalu.
Oktober 2008 media Saudi melaporkan bahwa pemerintah mereka berniat untuk menginvestasikan $5.3 miliar dalam sistem jalur kereta api sederhana yang menghubungkan lokasi-lokasi utama dalam proses ibadah haji di Arab bagian barat, termasuk Mekkah, Mina, dan bukit Arafah.
Jalur kereta api tersebut dilaporkan akan mampu mengangkut lima juta jamaah. (rin/cd/bp/rts/ms/es)
0 komentar:
Posting Komentar
Silahkan beri komentar anda : ...