Read more: http://blogkomputer12.blogspot.com/2012/06/cara-mudah-membuat-kotak-iklan-melayang.html#ixzz2DVJkJuol

12 Oktober 2009

PERMASALAHAN REMAJA & CARA PENANGGULANGANNYA

Mukaddimah

Kehidupan moral tidak dapat dipisahkan dari keyakinan beragama. Karena nilai-nilai moral yang tegas, pasti tetap, tidak berubah karena keadaan, tempat dan waktu, adalah nilai yang bersumber dari agama. Oleh karena itu dalam pembinaan generasi muda, peranan moral dan agama itu sejalan dan mendapat perhatian yang serius.

Di samping peranan moral dan agama yang sangat signifikan, juga tidak kalah pentingnya, sumBangsih dan kontribusi seorang wanita (Ibu). Peranan wanita dalam pembinaan moral dan agama bagi generasi, menempati tempat tersendiri, yang istimewa dan berbeda dengan peranan yang diberikan oleh pihak-pihak lainnya, hal ini karena pembinaan itu berarti pembinaan segala aspek kehidupan generasi muda, terutama pembinaan pribadi yang dimulai sejak si anak lahir, bahkan sejk dalam kandungan. ...

Disamping itu, perlu juga disadari bersama bahwa pembinaan pribadi dan moral itu harus melalui berbagai segi dan aspek pengalaman hidup, baik melalui penglihatan, pendengaran, dan pengalaman/perlakuan yang diterimanya. Atau melalui pendidikan dalam arti luas. Maka semakin kecil umur si anak semakin banyak ia bergaul dengan ibunya dan semakin banyak ia menyerap pengalaman yang akan ikut membina pribadinya dari ibunya sendiri. Oleh karena peranan wanita sangat penting dalam pembinaan generasi muda.



Masalah Kehidupan Moral dan Agama Generasi Muda Dewasa ini

Generasi muda dalam artian yang luas, mencakup semua umur anak dan remaja, mulai dari lahir sampai mencapai kematangan dari segala segi (jasmani, rohani, social, budaya dan ekonomi). Mungkin dalam arti sempit atau yang lebih popular dalam pandangan masyarakat ramai, generasi muda adalah masa muda (remaja awal dan awal masa dewasa). Untuk kepentingan perasaan ini saya akan menggunakan Generasi Muda dalam artinya yang luas, karena pembinaan kehidupan moral dan agama itu dimulai sejak anak lahir, sampai mencapai kematangnan pribadi, yaitu sampai akhir masa remaja dan permulaan masa dewasa.

Masalah pokok yang sangat menonjol dewasa ini, adalah keburnya nilai-nilai di mata generasi muda. Mereka dihadapkan kepada berbagai kontradiksi dan aneka ragam pengalaman moral, yang menjadikan mereka bingung untuk memilih mana yang baik untuk diri mereka. Hal ini nampak jelas pada mereka yang sedang berada pada usia remaja, terutama pada mereka yang hidup di kota-kota besar Indonesia, yang mencoba mengembangkan diri kea rah kehidupan yang disangka maju dan modern, dimana berkecamuk aneka ragam kebudayaan asing yang masuk seolah-olah tanpa saringan (filter).

Sikap orang dewasa yang megejar kemajuanlahiriah tanpa mengindahkan nilai-nilai moral yang bersumber dari agama yang dianutnya, menyebabkan generasi muda kebingungan dalam bergaul, karena apa yang dipelajarinya di sekolah bertentangan dengan apa yang dialaminya dalam masyarakat, bahkan mungkin bertolak-belakangan dengan apa yang dilakukan oleh kedua orang tuanya sendiri di rumah.

Kontradiksi yang terdapat dalam kehidupan generasi muda itu, menghambat pembinaan moralnya. Karena pembinaan moral itu terjalin dalam pembinaan pribadinya. Apabila factor-faktor dan unsure-uinsur yang membina itru bertentangan antara satu sama lain, maka akan goncanglah jiwa yang dibina terutama mereka yang sedang mengalami pertumbuhan dan perubahan cepat, yaitu pada usia remaja.

Kegoncangan jiwa, akibat kehilangan pegangan itu telah menimbulkan berbagai ekses, misalnya kenakalan remaja, penyalahgunaan narkotika, dan sebagainya.

Dalam pengalaman dan keseharian manusia ditemukan beberapa remaja yang oleh orang tua atau gurunya dianggap nakal (memang kelakuannya nakal, misalnya tidak mau belajar, menentang orang tua, mengganggu keamanan, merusak dan sebagainya) dan mereka yang telah menjadi korban dari penyalah-gunaan narkotika, terasa sekali bahwa yang terjadi sebenarnya adalah kegoncangan jiwa akibat tidak adanya pegangan dalam hidupnya. Nilai-nilai moral yang akan diambilnya menjadi pegangan, terasa kabur, terutama mereka yang hidup di kota besar dari keluarga yang kurang mengindahkan ajaran agama dan tidak memperhatikan pendidikan agama bagi anak-anaknya.



Konsekswensi dari Kerusakan Moral Dan Agama Generasi Muda

Seandainya keadaan itu dibiarkan berjalan dan berkembang, maka pembangunan bangsa kita akan terganggu, bahkan mungkin akan gagal. Karena tujuan pembangunan kita adalah untuk mencapai kesejahteraan hidup yang seimbang antara kemakmuran lahiriah dan kebahagiaan bathin, atau dengan katra lain, sifat pembangunan Negara kita adalah pembangunan yang seimbang antara jasmani dan rohani, antara materiik dan spiritual antara kehidupan dunia dan akhirat.

Secara nasional bahayanya adalah menghambat tercapainya tujuan pembangunan dan secara pribadi atau masing-masing individu masyarakat, mereka akan kehilangan kebahagiaan. Coba bayangkan, bagaimana perasaan orange tua, ketika melihat anaknya malas belajar, suka melawan, menentang dan nakal atau terganggu jiwanya, tidakkah mereka akan sedih ?

Di samping itu remaja sendiri merasa hari depannya kabur, yang biasa mereka sebut dengan masa depan yang suram, karena mereka tahu bahwa apa yang terjadi pada diri mereka itu adalah yang merugikan, tapi mereka tidak mampu mencari jalan keluarnya, lalu mereka mengatasi perasaan yang tidak menyenangkan itu dengan mencari obat penenang, yaitu mencari narkotika atau kelakuan nakal.

Pendek kata, dari manapun juga kita lihat bahaya yang mungkin terjadi dan meluas apabila kehidupan moral dan agama dibiarkan saja menjalar dan mempengaruhi generasi muda kita.



Cara Menyikapi Permasalahan Generasi Muda

Untuk mengatasi masalah yang cukup membahayakan itu, berbagai usaha harus dilakukan antara lain :

1). Filterisasi masuknya budaya asing, agar unsur-unsur yang negative dapat dihindarkan

2). Intensifikasi pendidikan agama, baik di dalam keluarga, sekolah maupun di masyarakat, supaya kehidupan beragama dapat terjamin dan selanjutnya nilai-nilai moral yang baik dapat menjadi bagian pribadi bangsa kita. Nilai-nilai moral yang pasti, yang terdapat dalam ajaran agama itu akan membantu setiap pribadi untuk mendapat ketenangan jiwa, sehingga memiliki gairaha untuk membangun masa depan bangsa.

3). Pengadaan kegiatan pendidikan khusus untuk orang dewasa dalam bidang kesehatan jiwa, supaya mereka dapat membantu dirinya sendiri dalam menghadapi kegoncangan jiwa, atau untuk menghindari terjadinya kegoncangan jiwa serta terciptanya ketenangan dan kebahagiaan hidupnya sehari –hari di rumah dan dalam masyarakat.

4). Pengadaan biro-biro konsultasi, baik untuk anak dan remaja, maupun untuk orang dewasa.

5). Dalam kegiatan pembinaan itu sebaiknya Pemerintah dengan wewenang yang ada padanya mengambil tindakan dan langkah-langkah yang tegas dengan megikut-sertakan semua lembaga, para ulama dan tokoh-tokoh masyarakat.



Seandainya kita segera dapat menyadari bahaya yang terjadi itu dan dapat mengambil langkah-langkah positif kearah pembinaan kehidupan moral dan agama secara sungguh-sungguh, mudah-mudahan akan dapatlah terselamatkan Generasi Muda kita dari kehancuran dan tujuan pembangunan kita dapat tercapai.



Peranan Wanita dalam Pembinaan Moral dan Agama Generasi Muda

Peranan wanita dalam pembinaan generasi muda pada umumnya dan kehidupan moral agama khususnya, sangat penting. Karena pembinaan kehidupan moral dan agama itu lebih banyak melalui pengalaman hidup dari pendidikan formal dan pengajaran, karena nilai-nilai moral dan agama yang akan menjadi pengendali dan pengaruh dalam kehidupan manusia itu adalah nilai-nilai yang masuk dan terjalin ke dalam pribadinya. Semakin cepat nilai-nilai itu masuk ke dalam pembinaan pribadi, akan makin kuat tertanamnya dan semakin besar pengaruhnya dalam pengendalian tingkah laku dan pembentukan sikap khususnya.

Pengalaman hidup pada tahun-tahun pertama dari umur si anak lebih banyak diperolehnya dalam rumah tangga, baik yang dirasakannya langsung dari perlakuan orang tuanya, maupun dari suasana hubungan antara ibu-bapak dan saudara-saudaranya. Pengalaman hidup di rumah itu, merupakan pendidikan yang terjadi secara tidak formil dan sengaja, tetapi ia merupakan dasar dari pembinaan pribadi, secara keseluruhan, termasuk moral dan agama.

Jika kita kembali pada peranan wanita dalam pembinaan generasi muda tadi, akan tampak bahwa wanita mempunyai fungsi yang sangat penting, karena wanita masuk ke dalam segala segi kehidupan generasi muda. Sebagai ibu, wanita mempunyai fungsi sebagai Pembina pertama bagi pribadi anaknya, pendidikan dan perlakuannya menentukan kesehatan jiwa anaknya di kemudian hari, kehidupan keluarga yang tercermin dalam hubungan suami istri dan sikap mental serta kehidupan moral dan agama si ibu merupakan contoh-teladan yang akan menjadi bahan/unsur yang diserap oleh anak dalam pribadinya kelak.

Maka dua fungsi penting dari wanita itu (ibu dan istri) sangat penting dalam pembinaan generasi muda. Kalau demikian halnya, maka seorang wanita harus dipersiapkan secara matang sebelum menjadi istri dan ibu. Karena hari depan dari anak-anak yang akan dilahirkannya nanti banyak bergantung kepadanya. Akan tetapi, dalam kenyataan hidup, sekolah atau kursus untuk persiapan menjadi istri dan ibu itu tidak ada, maka terjadilah apa yang terjadi sekarang, yaitu wanita dianggap otomatis mampu menjadi istri dan ibu yang baik tanpa persiapan. Maka pembinaan anak akan banyak tergantung kepada keadaan di luar keluarga, di sekolah dan masyarakat lingkungan. Jika guru di sekolah memberikan pembinaan yang baik, serta mampu memperbaiki apa yang diterima anak di rumah, maka anak akan tertolong. Tapi kalau guru-guru di sekolah hanya sebagai pengajar yang memberikan pengetahuan pada anak, tapi tidak melaksanakan fungsi pendidikan, maka ilmu si anak akan bertambah, tetapi pembinaan pribadinya tetap terlupakan. Akan tergantunglah ia ketika itu, kepada keadaan masyarakat luar dengan segala aspeknya.

Dalam sekolah dan masyarakat luas, wanita memegang peranan yang cukup penting, karena guru wanita cukup banyak di sekolah dan anggota masyarakat yang wanita barangkali jauh lebih banyak dari pada laki-laki. BArangkali tidaklah berlebihan, jika kita katakana bahwa moral masyarakat, lebih banyak tergantung kepada wanita. Andaikata semua wanita baik, maka dengan sendirinya laki-laki akan terpaksa menjadi baik, dan jika wanita tidak baik, akan mudah mempengaruhi laki-laki, terutama yang kurang pembinaan moral dan agamanya, akan terjadilah selanjutnya masyarakat yang kurang baik.

Apabila keadaan masyarakat tidak baik, atau moralnya rusak dan keyakinan yang diperlukan untuk pertumbuhan pribadinya goyah, maka kebingungan itulah yang memudahkan terperosoknya generasi muda, terutama yang remaja, jatuh kepada kerusakan moral yang tampak dalam gejala-gejala kenakalan remaja dan penyalah-gunaan narkotika di samping kelesuan atau kehilangan semangat untuk membina diri dan hari depannya.

Dengan ringkas dapat kita simpulkan bahwa peranan wanita dalam pembinaan generasi muda secara umum, terutama dalam kehidupan moral dan agama sangat penting. Oleh karenanya, agar peranan tersebut dapat menjadi maksimal, maka wanita perlu dipersiapkan dengan baik, melalui berbagai cara, baik pendidikan formal maupun non formal.



0 komentar:

Posting Komentar

Silahkan beri komentar anda : ...

...Assalamu'alaikum...'<*_*>':" Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak Mengetahui. Q.S. Al-Baqoroh : 216 " <> Dari Ma'qil bin Yasar dari Nabi saw., beliau bersabda: Sesungguhnya ditusuknya kepala salah seorang diantara kamu dengan jarum besi itu lebih baik daripada ia menyentuh wanita yang tidak halal baginya." (HR Thabrani dan Baihaqi)"<> ...;

free counters
Template Design by 405mutaqin