Makalah tersebut juga menyebutkan sejumlah uang yang dikeluarkan oleh Gedung Putih untuk membiayai kerusuhan di Teheran. Disebutkan jumlah uang yang digelontorkan sejak zaman pemerintahan Bush hingga kini mencapai 85 juta US dollar yang bertujuan menggulingkan pemerintahan Ahmadinejad.
Berita juga menulis bahwa Amerika mempunyai kepentingan besar di Iran. Amerika ingin mengontrol minyak Iran dari dalam seperti negara Irak yang telah digagahi oleh Amerika. Kontrol minyak Iran memang penting bagi Amerika namun hal yang lebih penting dari itu adalah menghentikan program reaktor nuklir Iran.
Oleh karena itu jika kontrol pemerintah Iran dipegang oleh Mousavi, maka setidaknya untuk empat tahun ke depan Iran akan menghentikan operasi reaktor nuklirnya. Selain itu, dukungan Iran terhadap bangsa tertindas Palestina juga akan melemah. Meskipun Mousavi tetap akan memihak Palestina namun, opsi yang ditawarkan oleh Obama untuk membagi dua negara Palestina dan Israel kemungkinan besar diterima oleh Mousavi.
Ribuan masyarakat Iran, termasuk pelajar, jurnalis dan fotografer didanai oleh Amerika Serikat untuk menciptakan ketidakamanan pemerintahan dari dalam. Tujuannya: menghancurkan kesatuan negara. Beberapa contoh intervensi Amerika Serikat terhadap kebijakan dalam negeri Iran sudah lama terjadi. Tahun 1953, saat pencaplokan nasionalisasi minyak, tahun 1979 saat revolusi, dan tahun 1980 saat Amerika Serikat membantu Irak menyerang Iran dalam Perang Delapan Tahun.
PEMIMPIN TERTINGGI IRAN
khameniAyatollah Ali Khamenei mengancam bahwa jika pengunjuk rasa tidak berhenti melakukan demonstrasi maka akan ada sejumlah konsekuensi yang harus diterima mereka.
Di Universitas Teheran, Jumat (19/6), Pemimpin Tertinggi Iran tersebut menyebutkan, “Agen mata-mata Israel ada di belakang kerusuhan yang terjadi di Iran.”
Khamenei juga menegaskan, mempertanyakan hasil pemilu akan membawa Iran ke tangan musuhnya. Ia menyarankan, kalau ingin mengoreksi hasil pemilu maka harus melalui prosedur dengan adanya kepercayaan.
Usai memberikan pernyataan tersebut, Khamenei langsung memimpin sholat Jumat tersebut
Menteri Luar Negeri Israel yang kontroversial, Avigdor Lieberman mengatakan Israel ingin melakukan sebuah perombakan dalam kebijakan terhadap Iran tidak peduli siapa yang memenangkan sengketa pasca pemilu di Iran.
Sementara itu dia menekankan bahwa setiap perubahan rezim di Iran tampaknya tidak mungkin walaupun ada demonstrasi yang tengah terjadi di negara ini.
PEMIMPIN SPRITUAL ( RAHBAR ) IRAN MEMBERI PERYATAAN
rahbarSaat memimpin khutbah Jumat hari ini, Ayatullah Khamenei memberikan pernyataannya atas apa yang terjadi di Iran dan hal terkait pemilu. Rahbar menyatakan “kemenangan mutlak” atas pemilu di Iran dan tidak ada kecurangan. “Republik Islam tidak pernah memanipulasi suara dan menyetujui pengkhianatan.”
“Jika memang ada selisih 100.000, atau 500.000, atau 1.000.000 suara, maka mungkin saja di sana terdapat penipuan. Tapi terdapat 11 juta selisih suara; bagaimana mungkin terdapat manipulasi-suara?” Pernyataan Rahbar segera disambut oleh masyarakat yang hadir dalam shalat Jumat dengan teriakan takbir dan kehancuran bagi Israel, Amerika dan Inggris.
Rahbar meyakini bahwa merupakan hal alami bagi masyarakat untuk mendukung kandidat yang berbeda, tapi media Barat bertanggung jawab atas pencitraan bahwa pendukung Mousavi terkesan melawan Revolusi Islam. “Para musuh melalui berbagai media, dan beberapa media tersebut milik Zionis… mereka berusaha menciptakan gambaran bahwa terdapat perlawanan terhadap negara Islam. Mereka tidak berhak mengatakan hal tersebut dan itu tidak benar,” tegas Khamenei.
Sumber: http://citraputra.wordpress.com/2009/06/28/konspirasi-menjatuhkan-iran/
0 komentar:
Posting Komentar
Silahkan beri komentar anda : ...