Dua prajurit Korsel juga turut menjadi korban dalam peristiwa tersebut, dan puluhan lainnya terluka ketika serangkaian artileri ditembakkan oleh tentara Korut, sebagian besar ditujukan ke markas militer yang ada di pulau tersebut.
Seperti dilansir BBC, Rabu (24/11/2010), serangan ini mendatangkan kecaman dari banyak pihak, termasuk Amerika Serikat (AS), Inggris, Uni Eropa, Rusia dan juga Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
Presiden AS Barrack Obama telah memberikan dukungannnya kepada Korsel dan berjanji untuk "berdiri tepat di samping" sekutunya itu dalam menghadapi kasus ini.
AS dan Korsel juga telah sepakat untuk mempererat koordinasi di antara mereka dan melakukan latihan perang bersama. Pasukan gabungan AS dan Korsel menyatakan latihan perang ini bersifat defensif atau hanya untuk keperluan membela diri.
Selain mendatangkan korban jiwa, serangan brutal Korut ini juga menghancurkan sejumlah rumah di Pulau Yeonpyeong.(fmh)
