“Kaum Muslim Boleh Tinggal Di AS – Asal Masuk Kristen” ?..

Sumber : www.suaramedia.com

WASHINGTON (SuaraMedia News) – Bryan Fischer, Direktur Analisis Isu dari Asosiasi Keluarga Amerika yang menyerukan deportasi terhadap warga Muslim Amerika, mengklarifikasi pernyataannya dengan menuliskan bahwa, “Tentu, kebanyakan Muslim di AS tidak berusaha aktif melukai kita. Bukan mereka yang kita khawatirkan.” Tapi analisis bernada damainya berhenti di situ dan Fischer, yang di masa lalu mengusulkan pembersihan atas kaum Muslim, mendatangkan lebih banyak malu bagi Asosiasi Keluarga Amerika.

Ia menulis, “Jika kita memisahkan diri sejenak dari kebenaran politik dan mulikulturalisme yang tidak ada artinya yang mengendalikan pemikiran para elit, serta rakyat jelata Amerika yang membiarkan para elit berpikir untuk mereka, maka jelas sangat gila untuk menerima dengan tangan terbuka mereka yang memiliki kewajiban relijius untuk memusnahkan kita. Hal ini di luar pemahaman bahwa kita telah menjadi begitu bingung sehingga kita menganggapnya suatu kebajikan yang positif untuk langsung merangkul penghancur diri kita sendiri.”

“Muslim yang telah menjadi warga negara naturalisasi, tentu saja, perlu melakukan suatu tindakan pengkhianatan untuk kehilangan kewarganegaraan mereka dan menjadi layak untuk repatriasi. Berdasarkan definisi Konstitusi tentang pengkhianatan dalam Pasal III Bagian 3 (“mengikuti musuh Amerika, atau memberikan mereka bantuan dan kenyamanan”), tindakan pengkhianatan kemungkinan besar dilakukan setiap minggunya di sini, di banyak Masjid dan organisasi Islam.”

“Kaum Muslim terus memiliki tujuan untuk meng-Islam-kan seluruh dunia, termasuk AS, diajarkan oleh Tuhan mereka untuk menggunakan kekerasan bila perlu untuk menggapai tujuan itu. Cita-cita aktivis Muslim saat ini adalah menciptakan negara bagian Islam yang baru, di luar yurisdiksi yang ada dan membangun tanah air Islam di antara kita.”

“Banyak kaum Muslim berada di tanah kita dengan visa pelajar dan semacamnya dan belum menjadi warga negara. Kita harus dengan sopan menolak permintaan mereka untuk naturalisasi (menjadi warga negara Amerika adalah keistimewaan, bukan hak) dan menggunakan uang yang jika tidak akan kita habiskan untuk kesejahteraan mereka, pendidikan, perawatan kesehatan dan penahananan mereka untuk membantu mereka kembali ke negara asal mereka.”

“Mereka yang bersedia masuk agama Kristen dan meninggalkan Islam, Allah, Muhammad, dan Al Qur’an yang akan diterima di AS, karena mereka tidak hanya bisa menjadi penganut Kristen yang baik tapi juga warga Amerika yang sesungguhnya.”

Bryan Fischer dikenal sebagai salah satu tokoh masyarakat AS yang paling aktif memerangi Islam di AS.

Setelah insiden penembakan Fort Hood, Fischer menyerukan agar umat Muslim dilarang mengabdi dalam badan militer.

Dalam sebuah laporan berjudul Islam is an Evil, Wicked Religion - Here's Proof, (Islam adalah agama yang jahat dan kejam – Inilah buktinya), Fischer berpendapat, bahwa satu-satunya jalan untuk menghindari masuknya “agama setan” ke negara AS adalah dengan menolak masuknya penganut agama tersebut, bahkan jika mereka datang sebagai wisatawan.

Terlebih lagi, Fischer mendesak pemerintah untuk menghentikan imigrasi Muslim, dalam tulisannya mengatakan, “Kalian semua akan mulai mengerti alasan mengapa Tuhan memerintahkan pasukan Israel untuk menghabisi setiap makhluk hidup yang tinggal di Kanaan (kini disebut Jalur Gaza) – setiap pria, wanita, bahkan anak-anak. Membiarkan satu orang saja hidup berarti sama dengan membahayakan masa depan Israel.”

Dan sangat sulit untuk tidak memerhatikan referensi Fishcer atas kisah Jericho dalam Injil, dimana Yoshua dan pasukan Israel melakukan pembantaian warga Muslim Kanaan. Yang lebih ironis, Fishcer membenarkan pembantaian terhadap “pria, wanita, anak-anak, orang tua, kambing, domba, dan keledai mereka” sebagai argumen untuk menuding bahwa umat Muslim sangat berbahaya. (rin/mm) www.suaramedia.com